
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek dan Dikti) menilai secara akademik pelaksanaan Bidik Misi berjalan sukses. Namun, secara anggaran dalam penyelenggaraan Bidik Misi masih terkendala.
Menteri Ristek dan Dikti, Mohamad Nasir mengatakan dari evaluasi selama ini yang menjadi keluhan penerima Bidik Misi yaitu besaran biaya hidup. Rata-rata ada yang mengatakan cukup ada yang tidak cukup. “Kami memberikan Rp600 ribu per bulan untuk biaya hidup. Ada daerah yang biaya hidupnya Rp750 ribu seperti Padang, ini cukup tinggi. Tentu Rp600 ribu tidak cukup. Namun, pemerintah hanya mampu sebesar itu,” katanya usai temu ramah dengan ratusan mahasiswa Bidik Misi dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) swasta dan Negeri di GOR Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (5/9) sore.
Mengatasi masalah itu kata Nasir, Menristek dan Dikti tengah mempertimbangkan dua pilihan, yaitu memperbesar beasiswa Bidik Misi, namun penerimanya dikurangi atau sebaliknya penerima Bidik Misi bertambah dengan biaya yang juga ditingkatkan. “Total penerima saat ini saja untuk Bidik Misi ditingkatkan dari 60 ribu menjadi 75 ribu penerima. Pada rata-rata akademik penerima Bidik Misi nilainya itu 3,0. Sehingga dari pengalaman, tidak ada Bidik Misi yang gagal,” ungkapnya lagi.
Ditambahkan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek dan Dikti, Intan Ahmad, mengatakan, Bidik misi dimualai 2010. Hal ini untuk menunjukkan kepedulian bagi warga indonesia yang ingin melanjutkan ke PT, namun tidak ada biaya. “Hal ini juga sama dengan beasiswa afirmatif yang juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa terluar dan terdepan untuk menuntut ilmu di PTN di seluruh Indonesia. Seperti teman dari Papua yang saat ini menuntut ilmu di UNP, Unand, dan PT lainnya di Sumbar,” katanya.
Menteri Ristek dan Dikti, Mohamad Nasir mengatakan dari evaluasi selama ini yang menjadi keluhan penerima Bidik Misi yaitu besaran biaya hidup. Rata-rata ada yang mengatakan cukup ada yang tidak cukup. “Kami memberikan Rp600 ribu per bulan untuk biaya hidup. Ada daerah yang biaya hidupnya Rp750 ribu seperti Padang, ini cukup tinggi. Tentu Rp600 ribu tidak cukup. Namun, pemerintah hanya mampu sebesar itu,” katanya usai temu ramah dengan ratusan mahasiswa Bidik Misi dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) swasta dan Negeri di GOR Universitas Negeri Padang (UNP), Senin (5/9) sore.
Mengatasi masalah itu kata Nasir, Menristek dan Dikti tengah mempertimbangkan dua pilihan, yaitu memperbesar beasiswa Bidik Misi, namun penerimanya dikurangi atau sebaliknya penerima Bidik Misi bertambah dengan biaya yang juga ditingkatkan. “Total penerima saat ini saja untuk Bidik Misi ditingkatkan dari 60 ribu menjadi 75 ribu penerima. Pada rata-rata akademik penerima Bidik Misi nilainya itu 3,0. Sehingga dari pengalaman, tidak ada Bidik Misi yang gagal,” ungkapnya lagi.
Ditambahkan Direktorat Jenderal (Dirjen) Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristek dan Dikti, Intan Ahmad, mengatakan, Bidik misi dimualai 2010. Hal ini untuk menunjukkan kepedulian bagi warga indonesia yang ingin melanjutkan ke PT, namun tidak ada biaya. “Hal ini juga sama dengan beasiswa afirmatif yang juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa terluar dan terdepan untuk menuntut ilmu di PTN di seluruh Indonesia. Seperti teman dari Papua yang saat ini menuntut ilmu di UNP, Unand, dan PT lainnya di Sumbar,” katanya.
Dilanjutkannya, dari perjalanannya, Bidik Misi telah melahirkan mahasiswa yang cerdas. Bahkan lebih dari 50 persen mahasiswa Bidik Misi mendapat IPK 3,5. “Dan 28 persen itu IPK 4,0,” ujar Intan Ahmad.
Bahkan tahun ini Kemenristek telah mengalokasikan untuk biaya Bidik Misi 2,3 Triliun yang akan diberikkan kepada 231.173 mahasiswa. “Untuk afirmasi dianggarkan Rp40 miliar,” paparnya.
Sementara itu, Rektor UNP Prof Ganefri, dalam sambutannya mengatakan, UNP saat ini memiliki 32.000 mahasiswa, dimana 6.600 merupakan penerima beasiswa termasuk bidik misi. Untuk mahasiswa Bidik Misi di UNP menurut Ganefri, telah banyak meraih prestasi dalam lomba-lomba dan bahkan menang dalam pekan ilmiah Nasional. “Kami juga telah menyiapkan bagi mahasiswa berprestasi ini untuk melakukan pertukaran dengan mahasiswa dari Jepang selama 1 bulan,” sebut Ganefri.
Dilanjutkannya, saat ini tidak ada lagi dikotomi negeri dan swasta. Mereka yang berprestasi akan terus diarahkan untuk jenjang berikutnya. “Supaya program yang dijalankan bisa menunjukkan prestasi yang lebih tinggi,” harapnya.
Bahkan tahun ini Kemenristek telah mengalokasikan untuk biaya Bidik Misi 2,3 Triliun yang akan diberikkan kepada 231.173 mahasiswa. “Untuk afirmasi dianggarkan Rp40 miliar,” paparnya.
Sementara itu, Rektor UNP Prof Ganefri, dalam sambutannya mengatakan, UNP saat ini memiliki 32.000 mahasiswa, dimana 6.600 merupakan penerima beasiswa termasuk bidik misi. Untuk mahasiswa Bidik Misi di UNP menurut Ganefri, telah banyak meraih prestasi dalam lomba-lomba dan bahkan menang dalam pekan ilmiah Nasional. “Kami juga telah menyiapkan bagi mahasiswa berprestasi ini untuk melakukan pertukaran dengan mahasiswa dari Jepang selama 1 bulan,” sebut Ganefri.
Dilanjutkannya, saat ini tidak ada lagi dikotomi negeri dan swasta. Mereka yang berprestasi akan terus diarahkan untuk jenjang berikutnya. “Supaya program yang dijalankan bisa menunjukkan prestasi yang lebih tinggi,” harapnya.