Mau nggak mau, suka nggak suka, mahasiswa pasti butuh dosen. Mahasiswa juga pasti sering butuh ketemuan sama dosen, entah untuk bimbingan, asistensi, atau untuk minta belas kasihan atas nilai yang pas-pasan. Eaaa…
Saya sering banget dengar mahasiswa ngeluh tentang betapa susahnya ngontak dosen. Tapi di sisi lain, dosen juga cukup eneg diteror mahasiswa yang punya perlu sama mereka. Jangan lupa, satu dosen bisa diteror puluhan ekor mahasiswa, lho. Dosen juga manusia, sob, dan juga punya sejuta urusan lain selain ngeladenin kamu-kamu.
Supaya kamu nggak dicap sebagai mahasiswa rese’ dan nggak sopan, Youthmanual mau bagi-bagi aturan dalam hal mengontak dosen. Kalau kamu sopan, biasanya dosen akan dengan senang hati membalas kontak kamu, atau mempermudah jalan kamu ketemuan sama mereka. Mutual respect, gitcu.
1. Kenali sifat dosen. Sebelum ngontak dosen, coba ingat-ingat lagi, deh, sifat dosen kamu kayak apa? Ada, lho, dosen yang nggak suka dikirimin pesan singkat. Maunya dikirimin merpati pos langsung ditelpon aja. Ada dosen yang sebaliknya, yaitu kalau ditelpon nggak diangkat-angkat, tapi pasti membalas pesan singkat. Dosen kamu termasuk yang mana?
Pertimbangkan juga keperluan kamu. Kalau keperluan kamu dengan sang dosen mendesak buanget, mungkin bisa langsung ditelpon. Kalau keperluannya nggak mendesak, ya di-text message aja, trus sabar-sabarin, deh, nunggu balasannya.
2. Kalau kamu memutuskan untuk menelpon sang dosen, ada baiknya tawarkan dulu lewat pesan singkat. Misalnya, “Selamat pagi, Pak Dosen. Saya Fulan Bin Fulana dari kelas Pengantar Komunikasi Umum, angkatan XXX. Kalau ada waktu, kapan saya bisa hubungi Bapak lewat telpon? Terima kasih atas waktunya, Pak." Hal ini juga mencerminkan keseriusan kamu dalam menghubungi sang dosen. Jadi kamu nggak kelihatan cuma modal SMS atau chat doang.
3. Perhatikan waktu! Ini penting banget, gaes: kontak dosen kamu—lewat telpon ataupun pesan singkat—saat jam dan hari kerja aja! Yaitu hari Senin sampai Jumat, antara jam 9 pagi sampe jam 6 sore.
Mungkin bagi kamu, menghubungi dosen at any time dirasa nggak masalah, apalagi ketika KAMU lagi kepepet perlu sesuatu dari beliau. Tapi bagi dosen, dihubungi mahasiswa (yang lagi ada maunya) di luar hari dan jam kerja itu ngeselin, apalagi kalau ternyata kamu mengganggu jam istirahat atau family time mereka. Bisa-bisa kamu diingat sebagai mahasiswa genggeus.
4. Perhatikan tata cara penulisan pesan singkat. Kalau kamu mau mengirimkan pesan singkat ke dosen (SMS, Whassap, Line, dsb), perhatikan tata caranya! Baca panduannya di sini.
5. Jangan maksa cepat dibalas. Mengirim pesan singkat ke dosen itu kudu sabar. Karena sibuk, mereka kadang nggak bisa langsung membalas pesan-pesan yang masuk. Cuma dibaca aja. Mereka dosen, sob, bukan pemilik online shop yang bisa janji fast response!
6. Kalau dosen sedang mutlak nggak bisa diganggu, misalnya karena lagi ada masalah keluarga atau sedang sakit, segera sudahi pembicaraan dengan kalimat seperti, "Oh, baik, Pak. Maaf sudah mengganggu." The end. Lebih baik kalau disertai ucapan “semoga cepat sembuh” dan sejenisnya.
7. Kalau kamu janjian sama dosen, jangan neror! Jangan dikit-dikit nanya lewan pesan singkat, “Sudah dimana, Pak?” walaupun beliau agak ngaret dari waktu janjian.
Gaes, kamu itu mahasiswa, maka terimalah kodrat kamu sebagai mahasiswa. Ada aturan nggak tertulis bahwa salah satu resiko jadi mahasiswa adalah nungguin dosen, baik untuk asistensi maupun sekedar kelas biasa. Kuliah itu perjuangan, gaes! Latih kesabarannya, ya!
8. Jangan gatel mengirimkan pesan ke dosen untuk hal-hal sepele, misalnya, "Bu, besok ke lab jam berapa?" atau "Bu, besok ngajar nggak?" Ngerti, sih, kalau jam kuliah sudah mau selesai sementara sang dosen nggak nongol-nongol juga, pasti gemes pengen memastikan ada kuliah apa nggak, dan ingin tanya ke dosen, "Datang nggak, Bu?' Daripada bengong buang waktu, ya?
Tapi percayalah, hal ini nggak etis. Sekali lagi, terima kodrat ente sebagai mahasiswa.
9. Kalau kamu menghubungi dosen untuk janjian, jangan kamu yang bikin waktu buat janjian. Berkorban dikit, lah. Biarkan sang dosen yang memilih waktu dan tempat.
Tapiiii supaya kamunya juga nggak terlalu direpotkan, kamu bisa selipkan usulan tempat dan waktu dalam pesan singkat kamu. Misalnya,
"... saya akan segera bertemu Bapak untuk kepastian surat proposal ini. Apakah besok dokter ada di gedung rektorat saat jam makan siang? Saya bisa temui Bapak di sana. Terimakasih, Pak.”
Semoga dosen kamu langsung “menyetujui” tempat dan waktu ketemuannya, ya.
Saya sering banget dengar mahasiswa ngeluh tentang betapa susahnya ngontak dosen. Tapi di sisi lain, dosen juga cukup eneg diteror mahasiswa yang punya perlu sama mereka. Jangan lupa, satu dosen bisa diteror puluhan ekor mahasiswa, lho. Dosen juga manusia, sob, dan juga punya sejuta urusan lain selain ngeladenin kamu-kamu.
Supaya kamu nggak dicap sebagai mahasiswa rese’ dan nggak sopan, Youthmanual mau bagi-bagi aturan dalam hal mengontak dosen. Kalau kamu sopan, biasanya dosen akan dengan senang hati membalas kontak kamu, atau mempermudah jalan kamu ketemuan sama mereka. Mutual respect, gitcu.
1. Kenali sifat dosen. Sebelum ngontak dosen, coba ingat-ingat lagi, deh, sifat dosen kamu kayak apa? Ada, lho, dosen yang nggak suka dikirimin pesan singkat. Maunya dikirimin merpati pos langsung ditelpon aja. Ada dosen yang sebaliknya, yaitu kalau ditelpon nggak diangkat-angkat, tapi pasti membalas pesan singkat. Dosen kamu termasuk yang mana?
Pertimbangkan juga keperluan kamu. Kalau keperluan kamu dengan sang dosen mendesak buanget, mungkin bisa langsung ditelpon. Kalau keperluannya nggak mendesak, ya di-text message aja, trus sabar-sabarin, deh, nunggu balasannya.
2. Kalau kamu memutuskan untuk menelpon sang dosen, ada baiknya tawarkan dulu lewat pesan singkat. Misalnya, “Selamat pagi, Pak Dosen. Saya Fulan Bin Fulana dari kelas Pengantar Komunikasi Umum, angkatan XXX. Kalau ada waktu, kapan saya bisa hubungi Bapak lewat telpon? Terima kasih atas waktunya, Pak." Hal ini juga mencerminkan keseriusan kamu dalam menghubungi sang dosen. Jadi kamu nggak kelihatan cuma modal SMS atau chat doang.
3. Perhatikan waktu! Ini penting banget, gaes: kontak dosen kamu—lewat telpon ataupun pesan singkat—saat jam dan hari kerja aja! Yaitu hari Senin sampai Jumat, antara jam 9 pagi sampe jam 6 sore.
Mungkin bagi kamu, menghubungi dosen at any time dirasa nggak masalah, apalagi ketika KAMU lagi kepepet perlu sesuatu dari beliau. Tapi bagi dosen, dihubungi mahasiswa (yang lagi ada maunya) di luar hari dan jam kerja itu ngeselin, apalagi kalau ternyata kamu mengganggu jam istirahat atau family time mereka. Bisa-bisa kamu diingat sebagai mahasiswa genggeus.
4. Perhatikan tata cara penulisan pesan singkat. Kalau kamu mau mengirimkan pesan singkat ke dosen (SMS, Whassap, Line, dsb), perhatikan tata caranya! Baca panduannya di sini.
5. Jangan maksa cepat dibalas. Mengirim pesan singkat ke dosen itu kudu sabar. Karena sibuk, mereka kadang nggak bisa langsung membalas pesan-pesan yang masuk. Cuma dibaca aja. Mereka dosen, sob, bukan pemilik online shop yang bisa janji fast response!
6. Kalau dosen sedang mutlak nggak bisa diganggu, misalnya karena lagi ada masalah keluarga atau sedang sakit, segera sudahi pembicaraan dengan kalimat seperti, "Oh, baik, Pak. Maaf sudah mengganggu." The end. Lebih baik kalau disertai ucapan “semoga cepat sembuh” dan sejenisnya.
7. Kalau kamu janjian sama dosen, jangan neror! Jangan dikit-dikit nanya lewan pesan singkat, “Sudah dimana, Pak?” walaupun beliau agak ngaret dari waktu janjian.
Gaes, kamu itu mahasiswa, maka terimalah kodrat kamu sebagai mahasiswa. Ada aturan nggak tertulis bahwa salah satu resiko jadi mahasiswa adalah nungguin dosen, baik untuk asistensi maupun sekedar kelas biasa. Kuliah itu perjuangan, gaes! Latih kesabarannya, ya!
8. Jangan gatel mengirimkan pesan ke dosen untuk hal-hal sepele, misalnya, "Bu, besok ke lab jam berapa?" atau "Bu, besok ngajar nggak?" Ngerti, sih, kalau jam kuliah sudah mau selesai sementara sang dosen nggak nongol-nongol juga, pasti gemes pengen memastikan ada kuliah apa nggak, dan ingin tanya ke dosen, "Datang nggak, Bu?' Daripada bengong buang waktu, ya?
Tapi percayalah, hal ini nggak etis. Sekali lagi, terima kodrat ente sebagai mahasiswa.
9. Kalau kamu menghubungi dosen untuk janjian, jangan kamu yang bikin waktu buat janjian. Berkorban dikit, lah. Biarkan sang dosen yang memilih waktu dan tempat.
Tapiiii supaya kamunya juga nggak terlalu direpotkan, kamu bisa selipkan usulan tempat dan waktu dalam pesan singkat kamu. Misalnya,
"... saya akan segera bertemu Bapak untuk kepastian surat proposal ini. Apakah besok dokter ada di gedung rektorat saat jam makan siang? Saya bisa temui Bapak di sana. Terimakasih, Pak.”
Semoga dosen kamu langsung “menyetujui” tempat dan waktu ketemuannya, ya.