Terdapat berbagai macam kegiatan di
kampus. Salah satunya adalah pers kampus yang bisa jadi sarana kamu
untuk menyalurkan hobi dalam kegiatan jurnalistik. Kegiatan ini bukan
cuma punya anak-anak yang terjun dalam bidang jurnalistik lhoo. Tapi
siapapun mahasiswa yang ada kampus tersebut bisa mengikutinya. Seru,
pasti seru deh! Namun, dibalik semua itu... kita, para aktivis pers juga
mengalami dinamika yang unik di dalamnya. Hehehe.
1. Susahnya menjaga independensi.
Meskipun kita pers dalam lingkup kampus,
independensi merupakan harga mutlak yang nggak bisa ditawar. Berbagai
tawaran politik kadang juga menyerbu pers kampus untuk dijadikan
sebagai sponsorship.
2. Relasi banyak, namun menjaga hubungan itu yang sulit.
Menjadi salah satu aktivis pers kampus
membuka peluang yang lebih luas untuk menjalin relasi dengan
sebanyak-banyaknya. Namun tidak semua relasi yang dijalin berjalan
dengan baik dalam jangka lama. Disinilah komunikasi kita diuji dalam
kegiatan yang menyangkut pers kampus.
3. Ketemu orang terkenal.
Asyiknya lagi, kita bisa bertemu dengan beberpa tokoh terkenal. Atau mungkin salah satunya adalah idola kamu.
4. Terbiasa dengan cara berpikir logis.
Karena membaca dan menulis saja tidak
cukup dalam menghasilkan suatu berita. Kadang kita diharuskan untuk
memilah mana berita yang layak ataupun tidak.
5. Oh... deadline!
Kita sudah tidak asing lagi dengan deadline atau
tenggat waktu. Manajemen waktu yang baik dipertaruhkan disini. Para
aktivis perss kampus ini nggak hanya dituntut dalam menyajikan berita.
Namun, juga dituntut memenuhi kewajibannya sebagai mahasiswa, yakni
berbagai tugas kampus yang menanti untuk di deadline juga. Hadeh hadeh...
6. Update berita terbaru.
Berbeda dengan teman yang lain, yang dengan rajinnya update status tentang dirinya, justru kita dituntut untuk update mengenai isu-isu terbaru.
7. Wawasan yang luas.
Pasti! Karena ilmu yang mereka dapatkan tidak hanya di kampus. Melalui workshop, pelatihan, serta referensi dari berbagai sumber ilmu lainnya membuka wawasan lebih luas.
8. Bisa jalan-jalan, ehem.
Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Istilah ini sesuai bagi mereka yang melakukan reportase di luar wilayah
kampus. Kapan lagi bisa jalan-jalan gratis? Hehe.
9. Tak hanya satu bidang, kita juga punya keahlian di bidang lain.
Gak hanya di bidang tulis menulis dan reportase. Kemampuan lain juga kita perdalam. Fotografi, editing video, desain grafis, layout juga kita perdalam. Wah! Gak rugi deh.
10. Dan akhirnya... meskipun kita tak menerima materi, ada kepuasan batin yang tak bisa dirasakan orang lain.
Kepuasan berupa rasa bangga karena bisa
memberikan informasi yang bermanfaat. Gak hanya sebatas lingkungan
kampus. Tapi juga bagi masyarakat luas.