INFOUNP - Rajin mencari informasi tentang wirausaha, mengantarkan Hangga Permana (25) mendapatkan dana hibah Program Bina Desa yang diadakan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) pada 2015.
Sebanyak 15 orang warga RW 5 Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, RW 5, Koto Tangah, Padang, menjadi kelompok sasaran Pogram Bina Desa dengan usaha budi daya jamur tiram.
“Informasi tentang program bina desa diperoleh sejak 2012, namun baru pada 2015 bisa menemukan teman yang satu ide. Ide membuat usaha jamur tiram muncul saat saya melihat keberhasilan teman yang memeroleh Program Kewirausahan dari Kementerian Koperasi pada 2013. Berbagai referensi, baik buku maupun laman, saya carinya untuk mempelajari budi daya jamur tiram tersebut,” tutur Hangga Permana, mahasiswa Pendidikan Kesejahtreraan Keluarga, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP, di kampusnya, Kamis (17/3).
Mengatasnamakan nama BEM Fakultas Teknik UNP, Hangga dan Deri Yulianto mulai menyusun agenda untuk mendapatkan Program Bina Desa. Mulai dari meminta rekomendasi BEM FT dan Perguruan Tinggi, mencari dosen pembimbing, meminta surat kerja sama dengan Walinagari Talu, Pasaman Barat.
Pematangan konsep dan bimbingan dosen, melahirkan praproposal yang dikirim ke Panitia Program Bina Desa Kemenristekdikti melalui laman kementerian itu. Pada Mei 2015, 190 dari 1.472 prapoposal dilanjutkan menjadi proposal. Pada Juni 2015, diumumkan proposal yang layak didanai Program Bina Desa tersebut. Sebanyak 25 kelompok peserta seSumatera berkumpul di Medan untuk mengikuti lokakarya dan pemaparan proposal. Ide Hangga dipresentasikan dengan baik oleh Deri. Pembuatan jamur tiram memperoleh dana sebesar Rp30 juta dari pengajuan Rp40 juta di proposal.
“Saat presentasi, untuk memudahkan tim Kemenristekdikti memantau, daerah binaan yang awalnya di Nagari Talu Pasaman dipindahkan ke RW 5 Koto Panjang Ikur Koto, Koto Tangah, Padang,” ungkap Hangga.
Sejak November 2015, lanjutnya, kegiatan Program Bina Desa mulai dilaksanakan di daerah binaan. Dibantu oleh Ijan, pengusaha jamur tiram, pelatihan pembuatan jamur tiram diberikan kepada 15 orang warga. Diperkirakan April nanti, jamur tiram bisa dipanen dan diantarkan ke konsumen yang memesan.
“Semoga saat program pembinaan ini berakhir, kelompok warga tersebut tetap melanjutkan usaha jamur tiramnya dan bisa dikembangkan kepada warga lain, sehingga bisa menjadi lapangan usaha baru,” harap Hangga.
Sebanyak 15 orang warga RW 5 Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto, RW 5, Koto Tangah, Padang, menjadi kelompok sasaran Pogram Bina Desa dengan usaha budi daya jamur tiram.
“Informasi tentang program bina desa diperoleh sejak 2012, namun baru pada 2015 bisa menemukan teman yang satu ide. Ide membuat usaha jamur tiram muncul saat saya melihat keberhasilan teman yang memeroleh Program Kewirausahan dari Kementerian Koperasi pada 2013. Berbagai referensi, baik buku maupun laman, saya carinya untuk mempelajari budi daya jamur tiram tersebut,” tutur Hangga Permana, mahasiswa Pendidikan Kesejahtreraan Keluarga, Fakultas Pariwisata dan Perhotelan UNP, di kampusnya, Kamis (17/3).
Mengatasnamakan nama BEM Fakultas Teknik UNP, Hangga dan Deri Yulianto mulai menyusun agenda untuk mendapatkan Program Bina Desa. Mulai dari meminta rekomendasi BEM FT dan Perguruan Tinggi, mencari dosen pembimbing, meminta surat kerja sama dengan Walinagari Talu, Pasaman Barat.
Pematangan konsep dan bimbingan dosen, melahirkan praproposal yang dikirim ke Panitia Program Bina Desa Kemenristekdikti melalui laman kementerian itu. Pada Mei 2015, 190 dari 1.472 prapoposal dilanjutkan menjadi proposal. Pada Juni 2015, diumumkan proposal yang layak didanai Program Bina Desa tersebut. Sebanyak 25 kelompok peserta seSumatera berkumpul di Medan untuk mengikuti lokakarya dan pemaparan proposal. Ide Hangga dipresentasikan dengan baik oleh Deri. Pembuatan jamur tiram memperoleh dana sebesar Rp30 juta dari pengajuan Rp40 juta di proposal.
“Saat presentasi, untuk memudahkan tim Kemenristekdikti memantau, daerah binaan yang awalnya di Nagari Talu Pasaman dipindahkan ke RW 5 Koto Panjang Ikur Koto, Koto Tangah, Padang,” ungkap Hangga.
Sejak November 2015, lanjutnya, kegiatan Program Bina Desa mulai dilaksanakan di daerah binaan. Dibantu oleh Ijan, pengusaha jamur tiram, pelatihan pembuatan jamur tiram diberikan kepada 15 orang warga. Diperkirakan April nanti, jamur tiram bisa dipanen dan diantarkan ke konsumen yang memesan.
“Semoga saat program pembinaan ini berakhir, kelompok warga tersebut tetap melanjutkan usaha jamur tiramnya dan bisa dikembangkan kepada warga lain, sehingga bisa menjadi lapangan usaha baru,” harap Hangga.
Sumber : Haluan