
Walikota
Padang Mahyeldi Ansharullah melarang mahasiswa yang meminta sumbangan
di jalan dan lampu merah. Meskipun mahasiswa tersebut meminta sumbangan
untuk kebencanaan yang terjadi.
“Setiap ada bencana yang terjadi, baik di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, dan bahkan Indonesia dan dunia. Banyak mahasiswa yang turun ke jalanan untuk meminta sumbangan, sebagai tanda ikut berpartisipasi meringankan beban akibat bencana.
Namun, sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan,”kata Walikota kepada Haluan, Jumat (28/7).
Dikatakan Mahyeldi, pihaknya melarang mahasiswa untuk meminta sumbangan dijalan karena akan membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
“Kami mengharapkan kepada mahasiswa-mahasiswa ketika ada bencana jangan meminta sumbangan di lampu-lampu merah. Sebab dikhawatirkan aksi ini akan diikuti oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mengambil kesempatan,”ujar Mahyeldi.
Lebih lanjut disebutkan Mahyeldi, untuk peduli terhadap bencana yang terjadi, mahasiswa tidak seharusnya turun kejalan meminta sumbangan.
Masih banyak cara-cara lain yang dapat dilakukan yang lebih bagus dan terhormat dalam rangka membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah.
“Bisa meminta bantuan kepada instansi yang ada, BUMN, BUMD, serta Pemerintah Kota Padang sendiri untuk bekerjasama memberikan bantuan,”katanya.
“Setiap ada bencana yang terjadi, baik di Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, dan bahkan Indonesia dan dunia. Banyak mahasiswa yang turun ke jalanan untuk meminta sumbangan, sebagai tanda ikut berpartisipasi meringankan beban akibat bencana.
Namun, sebenarnya hal ini tidak diperbolehkan,”kata Walikota kepada Haluan, Jumat (28/7).
Dikatakan Mahyeldi, pihaknya melarang mahasiswa untuk meminta sumbangan dijalan karena akan membahayakan diri sendiri dan juga orang lain.
“Kami mengharapkan kepada mahasiswa-mahasiswa ketika ada bencana jangan meminta sumbangan di lampu-lampu merah. Sebab dikhawatirkan aksi ini akan diikuti oleh orang yang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mengambil kesempatan,”ujar Mahyeldi.
Lebih lanjut disebutkan Mahyeldi, untuk peduli terhadap bencana yang terjadi, mahasiswa tidak seharusnya turun kejalan meminta sumbangan.
Masih banyak cara-cara lain yang dapat dilakukan yang lebih bagus dan terhormat dalam rangka membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah.
“Bisa meminta bantuan kepada instansi yang ada, BUMN, BUMD, serta Pemerintah Kota Padang sendiri untuk bekerjasama memberikan bantuan,”katanya.
Sementara
itu, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri di Kota Padang
Wina mengatakan, mahasiswa yang turun ke jalan untuk meminta sumbangan
hanya untuk membantu korban bencana.
Menurutnya, aksi meminta sumbangan di jalan atau lampu merah biasa saja. Namun, tentunya mereka pun harus memperhatikan keselamatan.
“Keselamatan tentunya juga harus dipikirkan, jangan sampai mengganggu pengguna jalan apalagi bisa menyebabkan kecelakaan,”katanya.
Selain itu, Revna mahasiswa di Kota Padang ini menyebut bahwa mahasiwa yang turun ke jalan untuk meminta sumbangan kebencanaan adalah sebagai tanda ikut peduli terhadap musibah terjadi.
“Kami sebagai mahasiswa tentunya juga ingin membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah,”ujarnya.
Menurutnya, aksi meminta sumbangan di jalan atau lampu merah biasa saja. Namun, tentunya mereka pun harus memperhatikan keselamatan.
“Keselamatan tentunya juga harus dipikirkan, jangan sampai mengganggu pengguna jalan apalagi bisa menyebabkan kecelakaan,”katanya.
Selain itu, Revna mahasiswa di Kota Padang ini menyebut bahwa mahasiwa yang turun ke jalan untuk meminta sumbangan kebencanaan adalah sebagai tanda ikut peduli terhadap musibah terjadi.
“Kami sebagai mahasiswa tentunya juga ingin membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah,”ujarnya.