Baru-baru ini mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) berhasil memproduksi dua film pendek. Dua film pendek yang diproduksi oleh mahasiswa angkatan 2015 itu berjudul Jendela Tua dan Ganti Lapiak.
Kedua film ini akhirnya mendapat tanggapan positif dan “diburu” oleh berbagai stasiun televisi. Hal itu disampaikan Zalmasri, S.S., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Drama Indonesia FBS UNP sebelum pemutaran dua film pendek sebagai tugas akhir semester tersebut, Rabu (31/5) bulan lalu.
"Tahun lalu kita berhasil memproduksi satu film Anak Panah, dan tahun ini dua film, Jendela Tua dan Gantia Lapiak. Ketiga film ini sudah banyak tawaran dari stasiun televisi, ini kado dari saya untuk mahasiswa," kata Zalmasri di Teater Mursal Esten.
Pernyataan itu dibenarkan Dasrul, Manager Produksi PadangTv yang hadir pada saat itu, mengatakan menawarkan film karya mahasiswa jurusan Sastra Indonesia UNP tersebut untuk ditayangkan di PadangTv. Menurutnya, selain filmnya tentang minangkabau, juga murni karya mahasiswa.
“Film karya anak minang banyak, tapi selama lima tahun terakhir, baru mahasiswa FBS UNP yang memproduksi film. Jadi jika berkenan, kami akan menayangkan film ini untuk tonton spesial selama lebaran nanti,” kata Dasrul dihadapan dosen, mahasiswa, serta aktris dan aktor film tersebut usai nonton bersama.
Sebelumnya, Minggu (21/5) yang lalu Zalmasri juga sudah mengatakan salah satu film Jendela Tua diadopsi dari cerpen karya sastrawan Sumatera Barat, Iyut Fitra, dan film Gantia Lapiak murni karya mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP sendiri.
Dosen pengampu mata kuliah Telaah Drama Indonesia FBS UNP ini berharap, dengan hadirnya dua film ini, semakin memotivasi mahasiswa untuk lebih produktif, kreatif, serta bisa mendapat berbagai peluang kerja dibidang perfilman, dan televisi setelah lulus.
“Tujuan pembuatan film ini untuk mengenalkan pada mahasiswa tentang perfilman, dan lebih kreatif. Selain itu juga sebagai ajang “menjual” pariwisata, makanya kedua film ini rencananya juga akan diikutsertakan dalam festival film,” jelas Zalmasri.
Sementara Fitra Wahyu, Sutradara Film Jendela Tua, mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP angkatan 2015, menyebutkan konsultasi langsung dengan Iyut Fitra untuk proses produksi felm tersebut. “Kita banyak syutingnya di Solok, dan Padang sekitar enam minggu,” kata Fitra.
Kemudian, Sutradara Film Ganti Lapiak, Ari Rahmad Ramadan, yang juga tercatat mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP angkatan 2015, mengatakan dalam film Ganti Lapiak banyak menggunakan latar Payakumbuah, Agam, Sitjuah, Canduang, dan 50 Kota yang lebih menunjukkan tahun 40-an.
“Film ini murni karya kami, yang menceritakan adat Minangkabau,” kata Ari yang terpilih sebagai aktor terbaik ini
Kedua film ini akhirnya mendapat tanggapan positif dan “diburu” oleh berbagai stasiun televisi. Hal itu disampaikan Zalmasri, S.S., M.Pd., selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Drama Indonesia FBS UNP sebelum pemutaran dua film pendek sebagai tugas akhir semester tersebut, Rabu (31/5) bulan lalu.
"Tahun lalu kita berhasil memproduksi satu film Anak Panah, dan tahun ini dua film, Jendela Tua dan Gantia Lapiak. Ketiga film ini sudah banyak tawaran dari stasiun televisi, ini kado dari saya untuk mahasiswa," kata Zalmasri di Teater Mursal Esten.
Pernyataan itu dibenarkan Dasrul, Manager Produksi PadangTv yang hadir pada saat itu, mengatakan menawarkan film karya mahasiswa jurusan Sastra Indonesia UNP tersebut untuk ditayangkan di PadangTv. Menurutnya, selain filmnya tentang minangkabau, juga murni karya mahasiswa.
“Film karya anak minang banyak, tapi selama lima tahun terakhir, baru mahasiswa FBS UNP yang memproduksi film. Jadi jika berkenan, kami akan menayangkan film ini untuk tonton spesial selama lebaran nanti,” kata Dasrul dihadapan dosen, mahasiswa, serta aktris dan aktor film tersebut usai nonton bersama.
Sebelumnya, Minggu (21/5) yang lalu Zalmasri juga sudah mengatakan salah satu film Jendela Tua diadopsi dari cerpen karya sastrawan Sumatera Barat, Iyut Fitra, dan film Gantia Lapiak murni karya mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP sendiri.
Dosen pengampu mata kuliah Telaah Drama Indonesia FBS UNP ini berharap, dengan hadirnya dua film ini, semakin memotivasi mahasiswa untuk lebih produktif, kreatif, serta bisa mendapat berbagai peluang kerja dibidang perfilman, dan televisi setelah lulus.
“Tujuan pembuatan film ini untuk mengenalkan pada mahasiswa tentang perfilman, dan lebih kreatif. Selain itu juga sebagai ajang “menjual” pariwisata, makanya kedua film ini rencananya juga akan diikutsertakan dalam festival film,” jelas Zalmasri.
Sementara Fitra Wahyu, Sutradara Film Jendela Tua, mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP angkatan 2015, menyebutkan konsultasi langsung dengan Iyut Fitra untuk proses produksi felm tersebut. “Kita banyak syutingnya di Solok, dan Padang sekitar enam minggu,” kata Fitra.
Kemudian, Sutradara Film Ganti Lapiak, Ari Rahmad Ramadan, yang juga tercatat mahasiswa Sastra Indonesia FBS UNP angkatan 2015, mengatakan dalam film Ganti Lapiak banyak menggunakan latar Payakumbuah, Agam, Sitjuah, Canduang, dan 50 Kota yang lebih menunjukkan tahun 40-an.
“Film ini murni karya kami, yang menceritakan adat Minangkabau,” kata Ari yang terpilih sebagai aktor terbaik ini