Universitas Negeri Padang (UNP) akhir-akhir ini semakin giat menjalin kerjasama demi mendongkrak mutu lulusan. Perguruan tinggi (PT) ternama, Institut Teknologi Bandung (TB) juga telah mampu digaet oleh UNP. Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kedua belah pihak, rektor UNP dan rektor ITB di Ruang Serba Guna (RSG) Fakultas Teknik (FT) UNP, Kamis (6/5).
Rektor UNP, Prof. Dr. Ganefri, Ph.D., mengatakan kerjasama dengan ITB ini dalam rangka peningkatan mutu penyelenggaraan tri dhrama perguruan tinggi. Sekaligus untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan riset bersama. Hal ini karena selama ini ITB telah mampu menjadi PT terbaik di Indonesia, dan diakui PT di dunia.
“ITB ini PT yang diakui dunia. Dosennya 1400 lebih yang mayoritas sudah doktor. UNP baru 270 yang sudah doktor, 214 sedang meraih gelar doktor. Makanya kita ingin belajar dari ITB, dan semoga ke depannya dosen UNP semuanya harus doktor,” ujar Ganefri pada Kuliah Umum tersebut.
Rektor UNP juga mengakui bahwa kampus yang tengah dipimpinnya ini sudah lama kerjsama dengan ITB, terutama dengan jurusan di FT dan beberapa jurusan di FMIPA. Menurutnya, selain belajar berbagai terobosan dari ITB, kerjasama ini juga diharapkan mampu membawa UNP ke tingkat internasional.
“Kita ingin UNP mendapatkan pengakuan internasional, meskipun tidak mungkin setara dengan ITB, setidaknya jaraknya tidak terlalu jauh. Beberapa program studi sedang kita siapkan,” katanya optimis dihadapan ketua senat, wakil rektor, dekan, humas, mahasiswa dan civitas akademika UNP.
Rektor UNP, Prof. Dr. Ganefri, Ph.D., mengatakan kerjasama dengan ITB ini dalam rangka peningkatan mutu penyelenggaraan tri dhrama perguruan tinggi. Sekaligus untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM), dan riset bersama. Hal ini karena selama ini ITB telah mampu menjadi PT terbaik di Indonesia, dan diakui PT di dunia.
“ITB ini PT yang diakui dunia. Dosennya 1400 lebih yang mayoritas sudah doktor. UNP baru 270 yang sudah doktor, 214 sedang meraih gelar doktor. Makanya kita ingin belajar dari ITB, dan semoga ke depannya dosen UNP semuanya harus doktor,” ujar Ganefri pada Kuliah Umum tersebut.
Rektor UNP juga mengakui bahwa kampus yang tengah dipimpinnya ini sudah lama kerjsama dengan ITB, terutama dengan jurusan di FT dan beberapa jurusan di FMIPA. Menurutnya, selain belajar berbagai terobosan dari ITB, kerjasama ini juga diharapkan mampu membawa UNP ke tingkat internasional.
“Kita ingin UNP mendapatkan pengakuan internasional, meskipun tidak mungkin setara dengan ITB, setidaknya jaraknya tidak terlalu jauh. Beberapa program studi sedang kita siapkan,” katanya optimis dihadapan ketua senat, wakil rektor, dekan, humas, mahasiswa dan civitas akademika UNP.
Pernyataan itu disambut baik oleh Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA., sambil mengungkapkan keakrabannya dengan orang Minang. Katanya ITB selama ini telah melakukan berbagai terobosan, salah satunya mengubah dari research university menuju entrepreneurial university. Menurutnya ini upaya menjadikan daya guna hasil riset bagi masyarakat luas.
Rektor ITB ini menjelaskan selain menguatkan mutu pendidikan, meningkatkan jumlah riset, serta pendayagunaan berbasis riset, ITB juga meningkatkan daya saing, kerjasama, dan pengabdian masyarakat. Semua itu dilakukan ITB untuk memberi solusi dibidang food, water, energy, maritim, dan climate change, dengan peningkatan SDM, tatakelola, sarana prasarana, serta pendanaan.
“Tahun 2030 diprediksi anak muda Indonesia sangat produktif, dan bersiap menghadapi mega trend perguruan tinggi, terutama industri dan tekonologi. Apabila banyak hasil riset, bangsa kita semakin dihargai dunia. Maka berdayakan mahasiswa pascasarjana menekuni riset,” jelasnya.
Rektor ITB ini menjelaskan selain menguatkan mutu pendidikan, meningkatkan jumlah riset, serta pendayagunaan berbasis riset, ITB juga meningkatkan daya saing, kerjasama, dan pengabdian masyarakat. Semua itu dilakukan ITB untuk memberi solusi dibidang food, water, energy, maritim, dan climate change, dengan peningkatan SDM, tatakelola, sarana prasarana, serta pendanaan.
“Tahun 2030 diprediksi anak muda Indonesia sangat produktif, dan bersiap menghadapi mega trend perguruan tinggi, terutama industri dan tekonologi. Apabila banyak hasil riset, bangsa kita semakin dihargai dunia. Maka berdayakan mahasiswa pascasarjana menekuni riset,” jelasnya.
*Sumber : www.metroandalas.co.id