Tahun depan Universitas Negeri Padang (UNP) akan meningkatkan anggaran dana penelitian menjadi 15 persen. Hal itu dilakukan untuk mendorong dosen supaya aktif melakukan penelitian.
Rektor UNP, Ganefri, mengungkapkan, anggaran penelitian 15 persen atau sekitar Rp26,5—Rp30 miliar itu diambil dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNP. Sebelumnya anggaran penelitian di UNP hanya sekitar 3—4 persen.
“Ini kita lakukan untuk meningkatkan kualitas dosen. Semua dosen mesti aktif meneliti agar apa yang disampaikannya saat proses pembelajaran adalah penemuan-penemuan terbaru. Jadi, dosen tidak lagi mengajar hanya berdasarkan buku teks,” ujar Ganefri, Senin (5/12).
Menurut Ganefri, dosen merupakan investasi jangka panjang Perguruan Tinggi (PT). Kualitas lulusan sangat dipengaruhi oleh kualitas dosennya. Maka hal utama yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan adalah meningkatkan kualitas dosen.
Jumlah dosen UNP yang aktif meneliti, kata mantan Koordinator Kopertis Wilayah X ini baru mencapai angka 50 persen. Meski demikian, dengan mengusung misi menjadi universitas berbasis riset dalam beberapa tahun ke depan, angka tersebut akan ditingkatkan menjadi 100 persen.
“Mudah-mudahan dengan meningkatnya anggaran penelitian, seluruh dosen UNP aktif meneliti. Penelitian juga merupakan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi. Dosen tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengembangan, serta mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat,” kata Ganefri.
Meningkatnya dana penelitian ini disambut baik oleh dosen UNP. Utami Dewi Pramesti misalnya. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini bersyukur dengan kebijakan ini. Menurutnya langkah itu bisa menambah motivasi para dosen agar lebih giat melakukan penelitian.
“Sebenarnya sudah menjadi kewajiban dosen melakukan penelitian, meskipun tidak ada penambahan dana penelitian. Namun, ini menjadi tambahan motivasi bagi para dosen. Kesempatan untuk melakukan penelitian dengan cakupan yang lebih luas juga semakin besar. Kalau dananya kecil, kadang tidak sesuai dengan rencana,” ujar Utami.
Rektor UNP, Ganefri, mengungkapkan, anggaran penelitian 15 persen atau sekitar Rp26,5—Rp30 miliar itu diambil dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNP. Sebelumnya anggaran penelitian di UNP hanya sekitar 3—4 persen.
“Ini kita lakukan untuk meningkatkan kualitas dosen. Semua dosen mesti aktif meneliti agar apa yang disampaikannya saat proses pembelajaran adalah penemuan-penemuan terbaru. Jadi, dosen tidak lagi mengajar hanya berdasarkan buku teks,” ujar Ganefri, Senin (5/12).
Menurut Ganefri, dosen merupakan investasi jangka panjang Perguruan Tinggi (PT). Kualitas lulusan sangat dipengaruhi oleh kualitas dosennya. Maka hal utama yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan adalah meningkatkan kualitas dosen.
Jumlah dosen UNP yang aktif meneliti, kata mantan Koordinator Kopertis Wilayah X ini baru mencapai angka 50 persen. Meski demikian, dengan mengusung misi menjadi universitas berbasis riset dalam beberapa tahun ke depan, angka tersebut akan ditingkatkan menjadi 100 persen.
“Mudah-mudahan dengan meningkatnya anggaran penelitian, seluruh dosen UNP aktif meneliti. Penelitian juga merupakan salah satu dari tri dharma perguruan tinggi. Dosen tidak hanya mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengembangan, serta mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat,” kata Ganefri.
Meningkatnya dana penelitian ini disambut baik oleh dosen UNP. Utami Dewi Pramesti misalnya. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini bersyukur dengan kebijakan ini. Menurutnya langkah itu bisa menambah motivasi para dosen agar lebih giat melakukan penelitian.
“Sebenarnya sudah menjadi kewajiban dosen melakukan penelitian, meskipun tidak ada penambahan dana penelitian. Namun, ini menjadi tambahan motivasi bagi para dosen. Kesempatan untuk melakukan penelitian dengan cakupan yang lebih luas juga semakin besar. Kalau dananya kecil, kadang tidak sesuai dengan rencana,” ujar Utami.
*Sumber : Haluan