Pusat Kajian Humaniora Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP) bekerja sama dengan Program Bahasa dan Kajian Indonesia, Deakin University, Melbourne, Australia menyerahkan hadiah dan anugerah sastra AA Navis lomba Sastra Aksara 2016, Selasa (16/8). Penyerahan hadiah dan anugerah lomba yang disponsori oleh Penerbit Angkasa, Bandung itu dilangsungkan di Teater Utama Mursal Esten FBS.
Lomba Sastra Aksara dan Anugerah AA. Navis tersebut digagas oleh Ismet Fanany, Rebecca Fanany (Program Bahasa dan Kajian Indonesia, Deakin University) dan Hasanuddin WS. (Pusat Kajian Humaniora FBS). AA Navis dipiilih karena merupakan salah satu sastrawan besar Indonesia asal Sumatera Barat yang produktif dan karyanya sangat sangat fenomenal. AA Navis adalah budayawan pemikir yang memberikan warna bagi dunia sastra Indonesia dan internasional.
Ismet mengatakan, ide untuk mengadakan anugerah tersebut sudah terbayang olehnya sejak 30 tahun lalu. Saat itu di sebuah desa di Amerika Serikat ia melihat warga memperingati hari lahir Sinclair Lewis peraih Nobel Sastra pertama asal Amerika Serikat dengan pertandingan catur.
“Begitu orang di sana menghormati sastrawan kebanggaan mereka, mengadakan pertandingan catur, permainan yang sangat digemari oleh Sinclair Lewis. Bagi saya itu sangat menyentuh. Mudah-mudahan ke depannya kita bisa memperkaya bagaimana cari kita menghormati sastrawan hebat kita Ali Akbar Navis,” ujar Ismet.
Lomba Aksara tersebut dilangsungkan sejak akhir 2015 lalu. Ada dua kategori lomba, yaitu cerpen dan novel. Ismet dalam laporannya mengatakan bahwa sampai batas penutupan lomba pada 30 April lalu penyelenggara menerima 358 naskah cerpen dan 207 naskah novel. Pemenang pertama kategori cerpen diraih oleh Lamia Putri Damayanti (Magelang) dengan cerpennya Hunian Ternyaman, diikuti oleh Syarifah Lestari (Jambi) dengan cerpen Lebaran Keempat dan Sulfiza Ariska (Yogyakarta) dengan cerpen Memburu Waktu yang Hilang sebagai pemenang kedua dan ketiga. Sementara itu, kategori novel dimenangkan oleh Mardiah Nasution (Depok) dengan novelnya Bukan Nahoto, diikuti oleh Ichsan Saif (Banda Aceh) dengan novel Kabut Kota dan Fermy Nurhidayat (Yogyakarta) dengan novel Genggamlah Tanganku pada posisi kedua dan ketiga. Pemenang pertama kategori cerpen dan novel berhak mendapatkan medali Anugerah Sastra AA Navis.
Rektor UNP, Ganefri, yang turut menghadiri penyerahan hadiah dan anugerah itu sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut Ganefri, negara maju adalah negara yang masyarakatnya bisa menghargai budaya.
*Sumber : Haluan