Eka Sofiadita (19), mahasiswi Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan TM 2014 Universitas Negeri Padang, tewas tertabrak kereta api di Simpang Polonia, Tunggul Hitam, Air Tawar Timur, Padang, Minggu (14/6). Kondisi tubuh korban mengenaskan akibat terseret kereta api.
Korban yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Ros dan Yon ini berasal dari Muaro, Kecamatan Lembah Gumanti, Alahan Panjang, Kabupaten Solok.
Menurut salah seorang petugas kereta api di dekat TKP, Yuherman (42), korban yang baru turun dari angkot saat itu hendak menyeberang ke Jalan Polonia. Namun nahas, korban tidak menyadari bahwa ada kereta api yang melaju dari arah Basko. “Tukang becak di sekitar lokasi sudah berteriak kepada korban bahwa ada kereta yang lewat, tetapi korban tidak mendengar. Mungkin karena korban menggunakan headset,” ujar Yuherman, Minggu (14/6).
Setelah kejadian tersebut, petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Padang Utara langsung membawa jasad korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumbar untuk ditindaklanjuti.
Dr. Tasrif selaku Kepala Rumah Sakit Bhayangkara yang menangani jenazah korban mengatakan bahwa dari analisis TKP penyidik, korban murni kecelakaan. “Untuk kebenarannya perlu dilakukan autopsi, namun dari pihak keluarga tidak menginginkan hal itu. Setelah direkontruksi, jenazah akan dibawa langsung ke rumah duka di Alahan Panjang,” ungkapnya.
Paman korban yang datang ke rumah sakit, Can (56), mengatakan bahwa ia tidak menyangka hal itu terjadi kepada keponakannya. “Eka orangnya pendiam dan ndak banyak kecek. Kesehariannya di rumah menolong orang tuanya berjualan,” kata Can ketika ditemui di aula rumah sakit.
Kabar duka juga tidak disangka oleh teman korban satu fakultas, Ade Hidayati Sukma (19). Eka yang dikenalnya sebagai sosok yang pendiam dan berprestasi sejak SLTP dan SLTA ini merasa terpukul atas kejadian yang menimpa temannya. “Terakhir saya ketemu Eka seminggu yang lalu ketika berada di fakultas,” ujar Ade.