
Oli bekas biasanya hanya terbuang dengan sia-sia. Namun di tangan dosen dan mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP). Oli bekas bisa dijadikan sebagai bahan bakar penghasil listrik.
Karya tersebut dihasilkan dari tangan Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Otomotif UNP, Iffarial Nanda, Deni Rahmad, Rafi Saputra, Asep Arianto, dan dosennya Rifdarmon.
Dosen Rifdarmon, mengatakan, mesin penghasil listrik buatan dosen dan mahasiswa UNP bisa menekan biaya untuk penggunaan listik.
“Mesin ini bisa menekan biaya sampai dengan Rp150 per/kwh listrik yang dihasilkan kalau bisa membeli oli bekas seharga Rp1.000 per liter. Tapi kalau harga oli bekas per liter dibeli seharga Rp2.000, biayanya cuma Rp350 per kwh. Jelas ini lebih murah dari biaya listrik di PLN yang berkisar Rp1.500 per kwh,” ungkapnya.
Lanjutnya, ia mengatakan, kalau biaya ini masih bisa ditekan karena masih ada kalori yang masih bisa dimaksimalkan.
“Di dalam oli bekas terdapat sekitar 10.000 kalori per kilogram. Tapi, sekarang mesin ini masih memakai sekitar 40% kalori limbah, jadi masih tersisa sekitar 60% lagi yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Genset berbahan bakar oli ini juga ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap.
“Mesin ini murni menggunakan 100% oli bekas tanpa campuran apapun, walaupun ini menggunakan oli bekas, mesin ini tidak mengeluarkan asap,” ujarnya
Inovasi yang masih dalam tahap pengembangan pada saat ini bisa menghasilkan 20kwh.
“Targetnya bisa menghasilkan, 30kwh sekarang masih 20kwh karena pengerjaanya masih tahap di tahap pertama. Rencananya mesin ini akan bisa mengeluarkan 5 item seperti listrik, air dinging, air panas, air bersih, dan pendingin udara. Tapi sekarang masih di tahap listrik karena belum sempat dikembangkan,” ujarnya.
“Saat ini genset ini menggunakan mesin dari mobil Chevrolet lama, yang kalau dari sepesifikasinya bisa menghasilkan output sebesar 45kwh, tapi untuk pengeluaran menjadi listrik target saya itu bisa mencapai 30kwh,” tuturnya.
Teknologi yang dipakai genset berbahan oli bekas ini memiliki sistem kerja yang berbeda dari genset berbahan bakar.
Karya tersebut dihasilkan dari tangan Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Otomotif UNP, Iffarial Nanda, Deni Rahmad, Rafi Saputra, Asep Arianto, dan dosennya Rifdarmon.
Dosen Rifdarmon, mengatakan, mesin penghasil listrik buatan dosen dan mahasiswa UNP bisa menekan biaya untuk penggunaan listik.
“Mesin ini bisa menekan biaya sampai dengan Rp150 per/kwh listrik yang dihasilkan kalau bisa membeli oli bekas seharga Rp1.000 per liter. Tapi kalau harga oli bekas per liter dibeli seharga Rp2.000, biayanya cuma Rp350 per kwh. Jelas ini lebih murah dari biaya listrik di PLN yang berkisar Rp1.500 per kwh,” ungkapnya.
Lanjutnya, ia mengatakan, kalau biaya ini masih bisa ditekan karena masih ada kalori yang masih bisa dimaksimalkan.
“Di dalam oli bekas terdapat sekitar 10.000 kalori per kilogram. Tapi, sekarang mesin ini masih memakai sekitar 40% kalori limbah, jadi masih tersisa sekitar 60% lagi yang bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Genset berbahan bakar oli ini juga ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan asap.
“Mesin ini murni menggunakan 100% oli bekas tanpa campuran apapun, walaupun ini menggunakan oli bekas, mesin ini tidak mengeluarkan asap,” ujarnya
Inovasi yang masih dalam tahap pengembangan pada saat ini bisa menghasilkan 20kwh.
“Targetnya bisa menghasilkan, 30kwh sekarang masih 20kwh karena pengerjaanya masih tahap di tahap pertama. Rencananya mesin ini akan bisa mengeluarkan 5 item seperti listrik, air dinging, air panas, air bersih, dan pendingin udara. Tapi sekarang masih di tahap listrik karena belum sempat dikembangkan,” ujarnya.
“Saat ini genset ini menggunakan mesin dari mobil Chevrolet lama, yang kalau dari sepesifikasinya bisa menghasilkan output sebesar 45kwh, tapi untuk pengeluaran menjadi listrik target saya itu bisa mencapai 30kwh,” tuturnya.
Teknologi yang dipakai genset berbahan oli bekas ini memiliki sistem kerja yang berbeda dari genset berbahan bakar.
“Sedikit berbeda dengan genset biasa yang aliranya langsung ke dinamo, genset berbahan bakar oli ini menggunakan teknologi transmisi terlebih dahulu jadi bisa menghasilkan listrik lebih besar dengan mesin kecil. Transmisi ini juga tidak merusak output dari dinamo yang harus tetap di angka 1500, karena kalau berlebih akan over voltage," ungkapnya.
Pengembangan genset berbahan bakar oli bekas ini sudah mulai dikembangkan dari 2 tahun yang lalu, dan sebelumnya pengumpulan data berlangsung selama dua tahun.
Ke depanya Rifdarmon ingin mengembangkan mesin penghasil listrik yang memanfaatkan limbah rumah tangga.
“Pemanfaatan limbah rumah tangga bisa menjadi inovasi baru untuk kota padang, karena kalori dari sampah rumah tangga itu besar. Sampah rumah tangga bernilai 2.000 sampai 3.000 KKal per kilogramnya, itu belum masuk limbah plastik yang bisa mencapai 8 – 10 ribu KKal per kilogramnya," tuturnya.
"Ini bisa menjadi solusi dan inovasi yang hebat untuk Kota Padang, karena sampah Kota Padang yang tergolong besar bisa digunakan untuk menghasilkan listrik Kota Padang," tutupnya.
Pengembangan genset berbahan bakar oli bekas ini sudah mulai dikembangkan dari 2 tahun yang lalu, dan sebelumnya pengumpulan data berlangsung selama dua tahun.
Ke depanya Rifdarmon ingin mengembangkan mesin penghasil listrik yang memanfaatkan limbah rumah tangga.
“Pemanfaatan limbah rumah tangga bisa menjadi inovasi baru untuk kota padang, karena kalori dari sampah rumah tangga itu besar. Sampah rumah tangga bernilai 2.000 sampai 3.000 KKal per kilogramnya, itu belum masuk limbah plastik yang bisa mencapai 8 – 10 ribu KKal per kilogramnya," tuturnya.
"Ini bisa menjadi solusi dan inovasi yang hebat untuk Kota Padang, karena sampah Kota Padang yang tergolong besar bisa digunakan untuk menghasilkan listrik Kota Padang," tutupnya.
*Sumber : https://www.harianhaluan.com/news/detail/68274/keren-mahasiswa-dan-dosen-unp-ini-buat-genset-berbahan-bakar-oli