-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Mahasiswa Asing Jatuh Cinta pada Tanah Minang

Sunday, August 28, 2016 | August 28, 2016 WIB Last Updated 2016-08-28T10:46:35Z

Pagi itu alunan alat musik pukul tradisional Minangkabau, talempong, terdengar gegap gempita memenuhi bangunan berlantai dua di Jalan Nuri Air Tawar Barat, Kota Padang, Sumatera Barat.

Sebanyak 12 orang mahasiswa asing peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) Kementerian Luar Negeri terlihat serius mempelajari cara memainkan talempong di Sanggar Tari dan Musik Sofyani Padang.

"One, two, one, two, three, four," ucap Fauzi Akbar salah seorang pengajar memandu mahasiswa yang duduk di lantai memainkan talempong.

Alat musik yang menyerupai bonang dalam permainan gamelan itu terbuat dari kuningan berbentuk lingkaran dengan diameter sekira 17 sentimeter (cm) yang dimainkan menggunakan sepasang kayu sebagai alat pukul.

Salah seorang peserta, Nurhasanah Haji Mohd Salleh asal Brunei Darusalam terus menyimak arahan dari instruktur sembari tangannya tetap memegang alat pukul.

"Ayo kita ulangi lagi ikuti saya ya, satu, dua, tiga," lanjut instruktur memberi arahan.

Nurhasanah tampak kepayahan mengikuti arahan instruktur, namun tetap berupaya memainkan talempong sesuai instruksi. Sesekali ia terlihat mengusap dahi sembari menghela napas di sela-sela latihan.

"Sulit juga, tapi tak ape saya akan coba terus sampai bisa," ujarnya yang merupakan mahasiiswi Jurusan Bisnis Universiti Brunei Darussalam.

Sosok yang akrab disapa Lena itu mengaku, sangat tertarik dengan kebudayaan dan kesenian Minang karena memiliki karakter yang unik dengan orang-orang yang ramah.

"Saya bukan seorang penari, juga bukan musisi dan tidak punya basis soal kesenian, tapi saya akan belajar pelan-pelan sampai mahir," lanjutnya.

Setelah satu bulan berada di Padang, Lena pun mengaku takjub dengan berbagai hal, seperti budaya, keindahan alam, hingga makanannya. "Ini pengalaman berharga dalam hidup saya, apalagi ketika belajar tari para pelatih dengan sabar melatih saya sampai bisa," ujarnya.

Lena berencana mempromosikan tari tradisional dan alat musik Padang di kampusnya ketika program beasiswa tersebut berakhir. "Saya benar-benar jatuh cinta dengan Padang dan usai program ini rencananya akan kembali berkunjung ke sini," katanya.

Sementara Jack asal Selandia Baru memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap talempong hingga berhasil menyusun komposisi baru lagu-lagu terkenal menggunakan alat musik pukul itu.

Sebanyak 12 mahasiswa yang berasal dari Brunei Darusalam, Vietnam, Rusia, Azerbaizan, Fuji, Selandia Baru, hingga Papua Nugini itu mulai berlatih sejak pukul 08.00 WIB dan baru akan selesai pukul 17.00 WIB dengan jeda satu jam setiap hari selama tiga bulan.

Pelatih talempong, Muhammad Regan Nazir menceritakan, kesulitan mengajar peserta adalah melatih tempo dan beat yang kadang terlalu cepat dan lambat karena tidak semuanya telah mengenal musik.

"Ada yang cepat pandai, sekali diajarkan langsung bisa, ada juga yang lambat, target kami tidak sampai mahir tapi minimal bisa membawakan musik tari pasambahan," terangnya.

Sedangkan pelatih sanggar, Sofyani Andre Pradipja mengaku senang pihaknya dipercaya oleh pengelola program untuk melatih 12 mahasiswa tersebut kesenian tradisional Minang. Ia menjelaskan, mahasiswa asing tersebut diwajibkan belajar kesenian tradisional mulai dari tari piring yang musik pengiring juga dimainkan sendiri hingga alat musik talempong, suling dan gendang.

"Sebanyak lima pelatih dilibatkan untuk melatih tari dan empat orang pelatih musik serta dua pelatih randai. Setiap selesai diajarkan satu materi akan dilakukan tes, dan pada akhir program 12 mahasiswa ini akan ditampilkan unjuk kebolehan bermain kesenian Minang," paparnya.

Ia menambahkan selain belajar kesenian, mahasiswa tersebut juga belajar bahasa Minang dan telah menguasai beberapa kosakata.

Sebelumnya Wakil Menteri Luar Negeri, AM Fachir sebagaimana dikutip dari laman www.kemlu.go.id menyebutkan pada 2016 sebanyak 60 pemuda dari 41 negara mengikuti kegiatan ini untuk belajar dan tahu lebih banyak tentang Indonesia.

Adapun 60 peserta yang berasal dari negara-negara di kawasan Asia, Pasifik, Afrika, dan Eropa tersebut merupakan hasil saringan lebih dari 300 orang pendaftar program BSBI 2016 dari 46 negara.
Sumber : OkeZone
×
Berita Terbaru Update