-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

LPDP Siap Biayai 5.000 Mahasiswa

Monday, February 1, 2016 | February 01, 2016 WIB Last Updated 2016-02-01T02:15:39Z

Lem­baga Pengelola Dana Pen­didikan (LPDP) terus mela­kukan serangkaian rekruit­men untuk menyaring pelajar yang ingin meneruskan pendi­dikannya baik di dalam mau­pun luar negeri. Untuk tahun 2016, LPDP menargetkan 5.000 pelajar akan mendapat beasiswa dari pemerintah Indonesia.

Direktur Utama LPDP Eko Prasetyo mengatakan, setiap tahun pemerintah terus meningkatkan target pe­neri­maan beasiswa LPDP. Jumlah ini ditingkatkan agar pelajar Indonesia bisa terus me­nuntut ilmu dan diharap ilmu tersebut bisa digunakan un­tuk memajukan bangsa.

“Tahun lalu kita targetkan 4.000 dan yang diterima men­capai 4.500. Nah tahun ini kita targetnya mencapai 5.000 peserta. Kalau bisa lebih ya bagus,” ujar Eko dalam acara Welcoming Alumni LPDP, Ahad (31/1).

Untuk mendapatkan 5.000 pelajar, LPDP menar­getkan untuk mendapatkan pendaftar sebanyak 60 ribu orang. Eko mengatakan, hing­ga 2015 sebanyak 9.000 pela­jar telah terdaftar di LPDP. Dari jumlah ini, sebanyak 70 persen mendaftar sebagai master, sedangkan 30 persen menjadi doktor.

Hingga 2015, sebanyak 538 lulusan LPDP dari ber­bagai kampus dalam dan luar negeri telah menyelesaikan pendidikannya. 104 orang lulus pada 2014 dan 434 orang lulus di 2015.

Para alumni LPDP, Eko melanjutkan, diharap bisa memecahkan permasalahan yang tengah dihadapi Indo­nesia. Dengan sýegudang ilmu yang mereka dapat dari tempat studinya masing-masing, maka para alumni harus mampu mem­berikan kontribusi lebih.

“Alumni harus menjadi ‘pi­sau’ untuk mengasah dan menye­lesaikan problem bangsa ini. Tentu berkolaborasi  dengan elemen lain sehingga bisa ber­kontribusi nyata,” kata Eko.

Sekertaris Jendral (Sekjen) Kementerian Keuangan (Ke­menkeu)  Hardianto menyebut­kan para alumni LPDP meru­pakan investasi pemerintah da­lam hal sumber daya manusia (SDM). Investasi ini sangat pen­ting guna merespons era glo­balisasi yang tengah diikuti Indo­nesia, ter­masuk dalam mengha­dapi masya­rakat ekonomi asean (MEA).

“Lihat saja sekarang ada pele­mahan ekonomi dan harga mi­nyak turun. Ini sesuatu yang berat bagi pemerintah. Dari sini saya ingin lihat alumni LPDP bisa memberikan hal berbeda,” jelas Hardianto.

Sebelumnya, Menteri Keua­ngan Bambang Brodjonegoro meminta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) me­ngedapan program  LPDP ke­pada dosen. Menkeu menilai alokasi anggaran untuk dosen saat ini terlalu tinggi sehingga cukup membebani anggaran.

LPDP sendiri merupakan sebuah Badan Layanan Umum (BLU) yang berada di bawah Kementerian Keuangan, untuk mengelola Dana Pengembangan Pendidikan Nasional atau DPPN.

‘’Ini ganggu alokasi Dikti. Kami tak sepakat dengan Men­ristek Dikti memasukan ang­garan terlalu banyak untuk dosen. Kan ada LPDP S2, S3 ke luar negeri,’’ kata Bambang.

Bambang mengaku sudah berbicara kepada Menristek Dikti agar tidak membuat terlalu banyak alokasi anggaran ke dosen. Ia meminta Dikti agar mewajibkan dosen ikut LPDP sehingga dosen terbiasa bersaing.

‘’Karena LPDP itu intinya bersaing dan harus masuk uni­versitas yang tergolong bagus. Saya pikir, tidak ada salahnya kalau kita punya dosen yang berkualitas,’’ ujar Bambang.

Menurutnya, dengan LPDP, pola penganggaran jadi lebih baik. Karena apabila menggunakan sistem Dikti sering terjadi overlaping anggaran.

“Kalau LPDP tidak. Karena kita tidak ikut sistem anggaran. Itu dikelola secara otonom. Jadi kami sudah bilang ke Menristek Dikti, lebih baik program Bapak sama LPDP itu digabung,’’ ucap Bambang.
×
Berita Terbaru Update